Lukaku
Aku tertunduk memegangi luka didadaku,
Takut jika ku lengah akan merobek jantungku,
Takut jika ku lelah malah membunuhku,
Aku terdiam memandangi air yang tak bergeming,
Melihat jauh kedala mataku
Ada air mata yang mengering
Yang berlabuh kaku disudut mataku,
Sesaat aku berharap sakit ini hanya mimpi belaka,
Dan aku ingin segera terbangun,
Sesaat aku berharap kamu tak pernah ada,
Dan aku tak kan terpuruk sedemikian,
Ku ulangi membuka lembaran memoriku...
Sesungguhnya sakit,
Ku ulangi merasakan perubahanmu...
Sesungguhnya pahit,
Betapapun ku mencoba untuk ingatkan diriku sendiri akan kebodohanku atau kepalsuanmu
Namun ku tetap menolak mengakui yang sejujurnya
Bahwa ku terlanjur berharap banyak kepadamu...
Betapapun ku mencoba menutup mata, mengindahkan seolah ini tak pernah terjadi
Namun ku tetap takut mengakui luka ini tak kan pernah sembuh sepenuhnya...
Ketika wajahku tersapu angin,
Angan ku sepertinya berpikir mengapa harus khawatir dengan luka ini??
Toh aku tak kan berharap kau hadir mengobati ini
Dan aku tahu kau tak kan sudi
Dan aku tak ingin peduli
Kau menghilang
Kau menghindar
Berlari dan bersembunyi jauh-jauh
Tanpa sebab
Setahu ku
Kau buat ku bimbang
Kau buat aku nanar
Bertanya-tanya ada apakah
Tanpa jawab
Tanpa tahu
Ku mengadu kepada masa lalu
Mengapa kau datang?
Mengapa kau menghilang?
Mengapa kau yakinkan aku?
Mengapa kau pengaruhiku?
Kau buat aku sinting memikirkan tanya-tanya gila
Atau mungkin kau yang lebih sinting membuat teka-teki ini
Oh... tidak!
Ku yakin sangat yakin kau tak sinting
Karna orang sinting tak mungkin mampu meramu sandiwara secantik ini...
Memukau mata,
Merayu hati,
Mungkin kau memang bukan sinting
Tapi idiot!
Oh... aku tersenyum.
Ingin ku tuntut pertanggung jawabanmu atas semua kata-kata manismu,janji-janjimu,rayuan-rayuanmu dulu...
Tapi...
Percuma.
Malas sekali rasanya menanggung kekecewaan yang sudah terlanjur
Hatiku hampa,
Sedang tiada apa-apa,
Sedang tiada rasa,
Hambar,
Tawar,
Seperti biasa,
Ku asik dengan duniaku,
Berdebat dengan pikiranku sendiri,
Kau ada
Tiba-tiba...
Hadir sebagai teman
Mulanya
Dan aku tetap tawar
Ku lupa bagaimana
Kau lalaikan aku dengan jiwaku sendiri
Sebenarnya kau hanya ku anggap angin
Berhembus dan akan segera menghilang
Aku tahu...
Main-main
Sadar
Betul tahu
Ada tanya mengapa ku lupa bahwa aku luka??
Ada tanya mengapa ku bisa?
Tak kan mengejar jawabnya
Sia-sia
Sumpah serapah setumpuk gunung
Ingin kau lelah menanggung
Karma tiada beda
Seperti lukaku
Oleh pilihan indahmu
Dan ku ingin tanya “bagaimana??”
Ha...ha...ha...
Sungguh,
Ku ingin dan ku yakin luka olehmu tak kan pernah membunuhku
Karna kau tak pernah benar-benar hidup disini didadaku
Kau hanya bayang semu
Kau hanya benalu
Kau hanya asap kelabu
Rugi ku tumpahkan air mata
Sungguh sayang
Memandang masa lalu hanya membuatku mual
Muak
0 komentar:
Kode Smiley Untuk Komentar (Tinggal Copas Aja)
:a :b :c :d :e :f :g :h :i :j :k :l :m :n :o :p :q :r :s :t